Selama abad ke-18, koloni Amerika Utara Inggris yang semakin matang tidak bisa dicegah untuk membentuk identitas tersendiri. mereka berkembang pesat dalam kekuatan ekonomi dan pencapaian budaya; hampir semua memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan otonomi. Pada 1760-an total populasi mereka melebihi 1.500.000 orang, peningkatan enam kali lipat sejak 1700. meski demikian, Inggris dan Amerika baru memulai pemisahan secara terbuka pada 1763, satu se- tengah abad lebih setelah pendirian pemukiman permanen pertama di jamestown, Virginia.
Perang Revolusi Amerika Serikat (1774–1783), Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, atau Perang Revolusi saja di Amerika Serikat, berawal sebagai sebuah perang antara Kerajaan Britania Raya dan Amerika Serikat yang baru berdiri, namun perlahan menjadi perang global antara Britania di satu sisi dan Amerika Serikat, Perancis, Belanda, dan Spanyol di sisi lainnya. Perang ini dimenangkan oleh Amerika Serikat dengan hasil yang bercampur dengan kekuatan lainnya.
⦁ Rumusan Masalah
⦁ Apakah latar belakang terjadinya perang kemerdekaan Amerika ?
⦁ Bagaimanakah proses berlangsungnya perang kemerdekaan Amerika ?
⦁ Bagaimanakah akhir dari perang kemerdekan Anamerika ?
⦁ Tujuan
⦁ Menegetuahui latar belakang terjadinya perang kemerdekaan Amerika
⦁ Menegetuahui proses berlangsungnya perang kemerdekaan Amerika
⦁ Menegetuahui akhir dari perang kemerdekan Anamerika
BAB II
PEMBAHASAN
⦁ Latar Belakang Terjadinya Perang Kemerdekaan Amerika.
Pada 1760-an total populasi mereka melebihi 1.500.000 orang, peningkatan enam kali lipat sejak 1700. Aspek ini tentu berdampak terhadap motivasi masyarakat koloni untuk berjuang dalam rangka memperjuangkan hak-haknya. Adanya jumlah orang yang banyak, artinya berpotensi untuk memaksimalkan mobilisasi massa. Hal itu merupakan salah satu penyebab terjadinya keinginan Amerika untuk memerdekakan diri dari negara induknya yaitu Ingris. Secara garis besar dapat ditarik bahwa penyebab terjadinya perang kemerdekaan Amerika yaitu;
⦁ Jajahan Ingris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian pelarian agama yang tidak tahan hidup tertekan di Inggris karena agamanya dilarang pemerintah. Mereka keluar dari Inggris untuk mencari kebebesan untuk hidup dan mendarat di Amerika. Yang terkenal diantaranya ialah : The Pligrimfather yang mendarat 1620, dengan kapal Mayflower dan mendirikan Massachusetts. Orang Amerika sekarang menganggap the Pligrimfather ini sebagai pendiri-pendiri Amerika.
Karena itu, Maka orang-orang Amerika sangat mencintai kebebasan dan kemerdekaan. Tetapi inggris mengganggap Amerika itu sebagai tanah jajahan dalam arti kata yang kolot.
⦁ Inggris memerintahkan, bahwa hasil bumi Amerika ( tembakau, gula, kapas) hanya boleh dijual kepada Inggris dan Amerika hanya diperbolehkan membeli barang barang kiebutuhannya dari Inggris saja. Dengan ini harga dapat dipermainkan oleh Inggris. Orang-orang Amerika yang menganut faham kebebasan, juga dalam perdagangan, menentang aturan Inggris itu.
⦁ Inggris yang butuh uang untuk mengisi kas negeri yang kosong karena biaya perang tujuh tahun (1756-1763) memaksa Amerika juga untuk membayar pajak yang berat, karena perang tujuh tahun itu juga berarti perluasan wilayah dan perlindungan bagi Amerika. Amerika mau membayar pajak asal Amerika mendapat perwakilan di parlemen Inggris No Taxation Withot Representation” dijawab mereka kepada Inggris. Tetapi Inggris (Raja George III) memaksanya dan suasana menjadi tegang.
⦁ Sebab Khusus: Kapal teh di Boston
Pada tahun 1774 berlabuhlah di Boston tiga kapal Inggris yang memuat teh untuk Amerika. Atas teh ini Amerika harus membayar pajak juga kepada Inggris. Orang Amerika tidak mau menerima karena harus membayar pajak itu. Pada malam hari orang-orang Amerika menyamar sebagai orang Indian dan melemparkan teh-teh itu kedalam laut. Inggris marah dan menghukum Boston. Orang Amerika lainnya membela Boston dan pecahlah perang antara Inggris dan jajahannya di Amerika (1774) yang dipimpin oleh George Washington.
⦁ Jalannya Perang Kemerdekaan Amerika
Jendral thomas Gage, lelaki Inggris yang ramah dengan istri yang lahir di Amerika, memimpin garnisun di Boston, tempat aktivitas politik hampir seluruhnya menggantikan kegiatan perniagaan. tugas utama Gage di koloni adalah menegakkan UU Disipliner. ketika mendengar kabar bahwa warga koloni massachusetts mengumpulkan mesiu dan perleng- kapan militer di kota Concord, 32 kilometer jauhnya dari sana, Gage mengirimkan pasukan kecil yang kuat untuk menyita persediaan tersebut. Setelah semalaman berjalan, serdadu Inggris tiba di desa Lexington pada 19 April 1775 dan melihat gerombolan menyeramkan.
Minuteman dinamakan demikian karena dikabarkan mereka siap untuk berperang dalam semenit di antara kabut pagi. Para ‘Minuteman’ bermaksud melakukan protes se- cara diam-diam, tetapi mayor john Pitcairn, pemimpin serdadu Inggris, berteriak, “Bubarlah, kalian pem- berontak terkutuk! kalian anjing, berlarilah!” Pemimpin ‘Minute- men’, kapten john Parker, me- nyuruh serdadunya supaya jangan menembak kecuali ditembaki ter- lebih dulu. kubu Amerika sedang mundur ketika seseorang menembak, yang menyebabkan serdadu Inggris menembaki ‘Minutemen’. Serdadu Inggris kemudian merangsek maju menggunakan bayonet, mengaki- batkan delapan orang meninggal dan sepuluh orang terluka. Dalam frase yang sering dikutip oleh pu- jangga abad 19, ralph Waldo emerson, ini adalah “tembakan yang terdengar di seluruh dunia.” Serdadu Inggris terus mendesak ke Concord. Warga Amerika telah mengambil hampir semua perse- diaan dan menghancurkan apa pun yang tertinggal. Sementara itu, tentara Amerika di pedesaan dimobilisasi untuk mengusik orang Inggris sepanjang perjalanan mereka kembali ke Boston. Di sepanjang jalan, di balik tem- bok batu, bukit kecil, dan rumah, milisi dari “setiap desa dan peter- nakan middlesex” membuat tar- get dari rompi merah terang yang dikenakan tentara Inggris. ketika pasukan Gage yang kelelahan ter- huyung-huyung memasuki Boston,
250 orang meninggal dan terluka. Pihak Amerika kehilangan 93 orang. kongres kontinental kedua diada- kan di Philadelphia, Pennsylvania pada 10 mei. kongres memilih untuk berperang, melantik milisi kolonial sebagai serdadu kontinental. kongres menunjuk kolonel George Washing- ton dari Virginia sebagai komandan pada 15 juni. Dalam dua hari, telah banyak jatuh korban di kubu Ameri- ka di Bunker hill, tidak jauh dari Boston. kongres juga memerin- tahkan ekspedisi Amerika ber- gerak ke utara menuju kanada begitu musim gugur tiba. Setelah merebut montreal, mereka ga- gal melakukan penyerangan pada musim dingin di Quebec, dan akhirnya mundur ke New York. Walaupun pecah konflik ber- senjata, ide untuk memisahkan diri secara keseluruhan dari Inggris masih ditentang banyak anggota kongres kontinental. Pada bulan juli, mereka membuat Petisi Perda- maian (The Olive Branch Petition) yang memohon pada raja untuk mencegah aksi-aksi kekerasan lebih lanjut hingga mereka dapat meng- hasilkan beberapa perjanjian. raja George menolaknya, dan pada 23 Agustus 1775 malah memproklamir- kan pemberontakan yang dilakukan oleh koloni. Inggris raya menginginkan ke- setiaan koloni Selatan, sebagian karena keyakinan mereka atas perbudakan. Banyak koloni Se- latan yang takut bahwa pemberon- takan melawan negara induk dapat memicu pemberontakan budak.
November 1775, Lord Dunmore, gubernur Virginia, mencoba mere- dam ketakutan itu dengan menawar- kan kebebasan bagi para budak yang ingin berperang bagi Inggris. Alih- alih, pernyataannya mendorong warga Virginia, yang awalnya tetap memilih sebagai kaum Loyalis, un- tuk mendukung pemberontakan.
Gubernur North Carolina, josiah martin, juga mengimbau warganya untuk tetap setia pada kerajaan. ketika 1.500 orang menjawab panggilan martin, mereka dikalahkan oleh tentara revolusioner sebelum ten- tara Inggris bisa tiba di sana untuk memberikan bantuan. kapal perang Inggris terus berdatangan ke lepas pantai Charleston, South Carolina, dan menyerang kota pada awal juni 1776. tetapi South Carolina punya waktu untuk mempersiapkan diri, dan berhasil memukul mundur pa- sukan Inggris pada akhir bulan. Pa- sukan Inggris tidak kembali ke Se- latan hingga lebih dari dua tahun setelahnya.
⦁ Akal Sehat Dan Kemerdekaan
Pada januari 1776, thomas Paine, teoris politik radikal dan penulis yang datang ke Amerika dari Inggris pada 1774, mempublikasikan risalah 50 halaman berjudul Common Sense (Akal Sehat) yang terjual 100.000 kopi dalam tiga bulan. Paine meny- erang gagasan tentang monarki ber- dasarkan warisan, dan menyatakan satu orang jujur lebih berarti bagi masyarakat daripada “seluruh pen-jahat bermahkota yang pernah hidup.
” Ia memaparkan alternatif- nyaterus menyerah pada raja ti- ran dan pemerintahan usang, atau bebas dan bahagia sebagai republik yang merdeka dan mandiri. karena beredar di seluruh koloni, Com- mon Sense membantu pengambilan keputusan untuk merdeka. Namun masih ada tugas men- dapatkan persetujuan setiap koloni untuk mengadakan deklarasi secara formal. Pada 7 juni, richard henry Lee dari Virginia mengajukan re- solusi dalam kongres kontinental kedua, yang menyatakan, “Bahwa koloni Bersatu memang berhak men- jadi negara yang bebas dan merdeka. ...” Segera setelahnya, komite yang ter- diri atas lima orang, dikepalai thom- as jefferson dari Virginia, ditunjuk untuk menyusun rancangan doku- men pengambilan suara. Secara garis besar hasil karya jefferson, Deklarasi kemerdekaan, yang disahkan pada 4 juli 1776, ti- dak hanya mengumumkan lahirnya negara baru, tetapi juga memapar- kan filosofi tentang kebebasan ma- nusia yang akan menjadi kekuatan dinamis di seluruh dunia. Dekla- rasi ini diambil dari filosofi politik Pencerahan Perancis dan Inggris, tetapi pengaruh yang paling me- nonjol adalah Second Treatise on Government karya john Locke. Locke mengambil konsep hak tradisional orang Inggris dan me- ngubahnya menjadi hak asasi manusia yang bersifat universal.
kalimat pembuka Deklarasi menggaungkan teori kontrak sosial pemerintahan Locke:
“Kami menyatakan kebenaran ini adalah nyata, bahwa semua manusia diciptakan sederajat, bahwa mereka dianugerahi oleh Sang Pencipta dengan hak-hak yang tidak dapat dihapuskan, di anta- ranya yaitu Kehidupan, Kebebasan, dan mengejar Kebahagiaan. —Bah- wa untuk mendapatkan hak-hak ini, Pemerintah dibentuk dari Rak- yat, memperoleh kekuasaan mer- eka dari persetujuan mereka yang diperintah, —Bahwa kapan pun Bentuk Pemerintahan menghancur- kan tujuan itu, masyarakat berhak untuk mengganti atau menghapus- kannya dan membentuk Pemerintah- an baru, meletakkan landasan pada prinsip-prinsip semacam itu dan mengatur kekuatannya sedemikian rupa yang akan sangat memengaruhi Keselamatan Kebahagiaan mereka.”
Jefferson mengaitkan prinsip Locke secara langsung de- ngan situasi yang dihadapi koloni. Berjuang bagi kemerdekaan Ameri- ka sama dengan berjuang bagi pemerintahan berdasarkan ke- sepakatan bersama, menggantikan pemerintahan kerajaan yang telah “bersatu dengan yang lain untuk menundukkan kami dalam yuris- diksi yang asing bagi konstitusi kami dan tidak diakui oleh hukum kami...” hak asasi untuk hidup, be- bas dan mencari kebahagiaan hanya dapat dilangsungkan dalam pemer- intahan berdasarkan kese-pakatan
bersama. jadi, berjuang demi ke- merdekaan Amerika sama dengan berjuang demi hak asasi masing- masing.
⦁ Kekalahan Dan Kemenangan
Walaupun Amerika menderita kemerosotan hebat beberapa bu- lan setelah mendeklarasikan ke- merdekaan mereka, keteguhan hati dan kegigihan mereka pada akhirnya membuahkan hasil. Pada Agustus 1776, dalam Pertempuran Long Island, New York, posisi Washington semakin tak tergoyah- kan dan ia menjalankan penarikan mundur dengan ahli menggunakan kapal-kapal kecil dari Brooklyn ke pantai manhattan. Dua kali jendral Inggris William howe ragu-ragu dan membiarkan pihak Amerika lo- los. Namun, pada November howe menyandera Benteng Washington di kepulauan manhattan. New York City masih berada di bawah kontrol Inggris hingga perang berakhir. Desember itu tentara Washing- ton nyaris ambruk, sebab perbeka- lan dan bantuan yang dijanjikan gagal terwujud. Lagi-lagi howe ke- hilangan kesempatan menghancur- kan tentara Amerika dengan me- mutuskan untuk menunggu sampai musim semi untuk melanjutkan pertempuran. Pada Natal 25 De- sember 1776, Washington menye- berangi Sungai Delaware, di utara trenton, New jersey. Dini hari be- soknya, tentaranya mengejutkan garnisun Inggris di sana, dan ber-
hasil menawan lebih dari 900 orang. Seminggu setelahnya, pada 3 januari 1777, Washington menyerang Ing- gris di Princeton, merebut kembali hampir semua teritori yang tadinya diduduki Inggris. kemenangan di trenton dan Princeton memulih- kan semangat Amerika yang sempat lesu. Namun pada September 1777 howe mengalahkan tentara Amerika di Bran- dywine, Pennsylvania dan memaksa pembubaran kongres kontinental. Washington harus bertahan dalam musim dingin yang pahit pada 1777- 1778 di Lembah Forge, Pennsylva- nia, kekurangan pangan, pakaian, dan perbekalan. Petani dan peda- gang menukarkan barang mereka dengan emas dan perak Inggris daripada uang kertas mencurigakan yang dikeluarkan oleh kongres kon- tinental dan negara. Lembah Forge merupakan ke- munduran terparah bagi tentara kontinental Washington, tetapi di sisi lain, tahun 1777 terbukti men- jadi titik balik perang. jendral Inggris john Burgoyne, pindah ke selatan dari kanada, berusaha menginva- si New York dan New england le- wat Danau Champlain dan Sungai hudson. Ia membawa terlalu banyak peralatan berat untuk melalui tanah rawa dengan pepohonan padat itu. Pada 6 Agustus, di Oriskany, New York, Burgoyne memobilisasi se- jumlah kaum Loyalis dan Pribumi Amerika namun pasukan Amerika yang lebih berpengalaman ber- hasil menghentikan serangan me- reka. Beberapa hari kemudian di
Bennington, Vermont, semakin banyak pasukan Burgoyne, yang mencari perbekalan paling vi- tal, didesak mundur oleh tentara Amerika. Pasukan Burgoyne pindah ke sisi barat Sungai hudson dan menyerang Albany. Serdadu Ameri- ka sudah menunggunya. Di bawah pimpinan Benedict Arnold—yang nantinya mengkhianati Amerika di West Point, New York—tentara kolo- nial berhasil memukul mundur Inggris hingga dua kali. karena mengalami kekalahan telak, Burgoyne mundur ke Saratoga, New York, tempat pa- sukan Amerika yang sangat unggul di bawah kepemimpinan jendral horatio Gates mengepung pa- sukan Inggris. Pada 17 Oktober 1777, Burgoyne menyerahkan seluruh pasukannya—enam jendral, 300 perwira lainnya dan 5.500 bintara.
⦁ Aliansi Perancis - Amerika
Di Perancis, antusiasme mengenai kasus Amerika cukup tinggi: dunia intelektual Perancis sendiri mulai ber- golak melawan feodalisme dan hak istimewa. Namun kerajaan mem- berikan dukungannya kepada koloni lebih aas alasan geopolitik daripada ideologi: pemerintah Perancis sudah lama menginginkan pembalasan dendam terhadap Inggris raya se- jak kekalahan Perancis pada 1763. Untuk lebih membantu Amerika, Benjamin Franklin dikirim ke Paris pada 1776. kecerdasan, kelihaian dan kemampuan intelektualnya segera
membuat kehadiran mereka terasa di ibukota Perancis dan memainkan peranan besar dalam memperoleh bantuan Perancis. Perancis mulai membantu kolo- ni pada mei 1776, ketika mereka mengirim 14 buah kapal bermuatan perlengkapan perang ke Amerika. Faktanya, kebanyakan mesiu yang digunakan tentara Amerika ber- asal dari Perancis. Setelah keka- lahan Inggris raya di Saratoga, Perancis melihat kesempatan un- tuk melemahkan musuh lamanya dan mengembalikan keseimbangan kekuatan yang diruntuhkan oleh Perang tujuh tahun (disebut Pe- rang Perancis dan Indian di kolo- ni Amerika). Pada 6 Februari 1778, koloni dan Perancis menanda- tangani traktat Perdamaian dan Perdagangan, di mana Perancis mengakui Negara Perserikatan dan menawarkan kontrak dagang. me- reka juga menandatangani traktat Persekutuan, dengan syarat apabila Perancis turut berperang, tidak satu pun dari mereka yang akan meletak- kan senjatanya hingga koloni terse- but meraih kemerdekaannya, tidak ada yang mengadakan perdamaian dengan Inggris raya tanpa persetu- juan yang lainnya, dan masing-ma- sing pihak menjamin hak milik pihak lain di Amerika. Inilah satu- satunya traktat pertahanan bilateral yang ditandatangani Negara Serikat ataupun penerusnya hingga pada 1949. Persekutuan Perancis-Amerika segera memperluas konflik. Pada juni 1778 kapal Inggris menem-
baki kapal laut Perancis, dan kedua negara pun berperang. Pada 1779 Spanyol, yang berharap bisa mere- but kembali wilayahnya yang dicap- lok Inggris raya pada Perang tujuh tahun, turut berperang sebagai se- kutu Perancis, tetapi tidak sebagai sekutu Amerika. Pada 1780 Inggris raya mendeklarasikan perang ter- hadap Belanda karena tetap melan- jutkan hubungan dagangnya de- ngan Amerika. kombinasi kekuatan eropa ini, dipimpin oleh Perancis, menjadi ancaman yang lebih besar bagi Inggris raya daripada koloni Amerika itu sendiri.
⦁ Inggris Pindah Ke Selatan
Dengan terlibatnya Perancis, Inggris meningkatkan kampanye mereka di koloni Selatan kare- na masih yakin warga Selatan adalah kaum Loyalis. Peperangan dimulai pada akhir 1778, dengan menguasai Savannah, Georgia. tak lama setelahnya, serdadu dan angkatan laut Inggris berkum- pul di Charleston, South Carolina, pelabuhan utama di Selatan. mereka berhasil menahan pasukan Amerika di semenanjung Charleston. Pada 12 mei 1780, jendral Benjamin Lincoln menyerahkan kota beserta 5.000 pasukannya, kekalahan terbesar Amerika sepanjang peperangan. tetapi perubahan keberun- tung-an malah meningkatkan pemberontakan warga Amerika. Warga South Carolina mulai menje- lajahi daerah pedesaan, menyerang
jalur pasokan Inggris. Pada juli, jendral Amerika, horatio Gates yang telah membentuk pasukan cadangan yang terdiri atas milisi yang tidak terlatih, bergegas menu- ju Camden, South Carolina, untuk menyerang pasukan Inggris yang dipimpin oleh jendral Charles Corn- wallis. tetapi pasukan cadangan Gates panik dan melarikan diri ketika diserang oleh serdadu terlatih Ing- gris. Serdadu Cornwallis berhadapan dengan serdadu Amerika beberapa kali lagi, tetapi pertempuran paling signifikan terjadi di Cowpens, South Carolina, pada awal 1780, di mana tentara Amerika mengalahkan Inggris dengan telak. Setelah pengejaran melelahkan dan tidak membuahkan hasil di North Carolina, Cornwallis mengalihkan perhatiannya ke Virginia.
⦁ Kemenangan Dan Kemerdekaan
Pada juli 1780, raja Perancis Louis XVI mengirim pasukan ekspedisi berjumlah 6.000 orang ke Amerika di bawah pimpinan Comte jean de rochambeau. Selain itu, armada perang Perancis menyerang kapal Inggris dan memblokade bala ban- tuan serta perbekalan tambahan bagi pasukan Inggris di Virginia. Angkatan darat dan angkatan laut Perancis dan Amerika yang ber- jumlah 18.000 orang, bolak-balik beradu senjata dengan Cornwallis selama musim panas hingga musim gugur. Akhirnya, pada 19 Oktober 1781, setelah terjebak di Yorktown di dekat muara teluk Chesapeake,
Cornwallis menyerahkan angkatan daratnya yang beranggotakan 8.000 tentara Inggris. Walaupun kekalahan Cornwal- lis tidak segera menuntaskan per- ang yang terus berlangsung tanpa kejelasan selama hampir dua ta- hun, pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk menawarkan negosiasi damai di Paris pada awal 1782. Pada saat itu Amerika diwakili oleh Benjamin Franklin, john Ad- ams dan john jay. Pada 15 April 1783, kongres menyepakati traktat terakhir. Ditandatangani pada 3 September, traktat Paris mengakui kemerdekaan, kebebasan dan ke- daulatan penuh 13 negara bagian yang dulunya disebut koloni. Negara Serikat yang baru terentang ke barat sampai Sungai mississipi, ke utara sampai kanada dan ke selatan sampai Florida, yang dikembalikan ke Spa- nyol. koloni muda yang disebut-se- but oleh richard henry Lee lebih dari tujuh tahun lalu akhirnya menjadi “negara yang bebas dan merdeka.” masih tersisa tugas mera- ut kesatuan sebuah bangsa.
⦁ Arti Penting Revolusi Amerika
Revolusi Amerika punya arti penting melampaui benua Amerika Utara. hal ini menarik perhatian para intelektual politik di seluruh eropa. Idealis terkemuka seperti thaddeus kosciusko, Friedrich von Steuben dan marquis de Lafayette menjadi pen- dukungnya untuk mengukuhkan gagasan yang mereka harap dapat diterapkan di negara mereka masing-masing. kesuksesan revolusi Amerika memperkuat konsep hak alami di seluruh dunia Barat dan memperluas kritikus rasionalis pencerahan tentang tatanan kuno yang dibangun berlandaskan monarki yang diwariskan dan gereja yang mapan.
Dalam kenyataannya, hal ini merupakan cikal-bakal revolusi Perancis, tetapi tidak mencapai tingkat kekejaman dan kekacauan seperti revolusi Perancis karena terjadi di dalam masyarakat yang sudah menganut liberalisasi. Gagasan revolusi paling sering digambarkan sebagai kemenangan teori kontrak sosial/hak asasi john Locke. Walaupun sejauh ini pernyataan itu benar, karakterisasi ini terlalu cepat bagi kelanjutan dari kepentingan kaum Protestan penentang Calvinis, di mana kaum Pilgrim dan Puritan juga mendukung gagasan kontrak sosial dan komunitas pemerintahan otonomi. Intelektual penganut aliran Locke dan pendeta Protestan menjadi pendukung penting dalam ketegangan liberalisme yang tumbuh subur di koloni Inggris di Amerika Utara. Cendekiawan juga mendebat bahwa ada pendekatan lain yang berkontribusi dalam revolusi: “republikanisme.” mereka menyatakan bahwa republikanisme tidak menyangkal kehadiran hak asasi tetapi menurunkan derajat mereka di bawah kepercayaan bahwa pemeliharaan republik yang bebas membutuhkan tanggung jawab sosial yang kuat dan menumbuhkan sikap non-egoistis di antara para pemimpinnya. jaminan hak individu, bahkan pengejaran kebahagiaan individu, malah terlihat egois.
republikanisme sempat mengancam akan menyingkirkan hak asasi sebagai tujuan utama revolusi. Namun kebanyakan sejarawan masa kini mengakui bahwa perbedaan itu terlalu dibesar-besarkan. kebanyakan individu berpikir seperti itu pada abad ke-18 membayangkan kedua gagasan tersebut lebih sebagai dua sisi koin intelektual yang sama. revolusi biasanya diikuti kekerasan dalam skala besar. menurut kriteria ini, re-volusi Amerika dianggap relatif tenang. Ada sekitar 100.000 kaum Loyalis meninggalkan Negara Serikat yang baru. Beberapa ribu di antaranya merupakan anggota elite lama yang mengalami penyitaan properti dan digusur; yang lain adalah masyarakat biasa yang setia pada raja mereka. mayoritas mereka yang dikucilkan melakukan hal ini secara sukarela. revolusi ini memang membuka dan semakin meliberalisasi masyarakat yang memang sudah liberal.
Di New York dan Carolina, estate luas kaum Loyalis dibagi-bagi di antara para petani kecil. Asumsi liberal menjadi norma sosial dalam kultur politik Amerikabaik dalam merombak Gereja Anglikan, prinsip pemilihan eksekutif nasional dan negara, atau ketidaksukaan meluas akan gagasan kebebasan individu. meski demikian, struktur masyarakat nyaris tidak berubah. Baik ada revolusi atau tidak, kebanyakan masyarakat tetap aman dalan kehidupan, kemerdekaan, dan kepemilikan mereka.
BAB III
PENTUP
⦁ Kesimpulan
Perang Revolusi Amerika Serikat (1775–1783), Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, atau Perang Revolusi saja di Amerika Serikat, berawal sebagai sebuah perang antara Kerajaan Britania Raya dan Amerika Serikat yang baru berdiri, namun perlahan menjadi perang global antara Britania di satu sisi dan Amerika Serikat, Perancis, Belanda, dan Spanyol di sisi lainnya. Perang ini dimenangkan oleh Amerika Serikat dengan hasil yang bercampur dengan kekuatan lainnya.
Kolonis Amerika Serikat membentuk Kongres Kontinental yang bersatu dan pemerintahan bayangan di setiap koloni, meski pada awalnya masih setia kepada Raja. Pemboikotan Amerika Serikat terhadap teh Britania yang terkena pajak mendorong terjadinya peristiwa Pesta Teh Boston tahun 1773, yang merupakan penghancuran muatan teh kapal Britania. London menanggapinya dengan mengakhiri pemerintahan mandiri di Massachusetts dan meletakkannya di bawah kendali pasukan Britania dengan Jenderal Thomas Gage sebagai gubernurnya. Pada bulan April 1775, Gage mengetahui bahwa persenjatan sedang dikumpulkan di Concord, dan ia mengirimkan tentara britania untuk merampas dan menghancurkannya.
Pada tahun 1783, Traktat Paris mengakhiri perang dan mengakui kedaulatan Amerika Serikat atas teritori yang secara kasar dikelilingi oleh wilayah yang saat ini menjadi Kanada di utara, Florida di selatan, dan Sungai Mississippi di barat. Perdamaian dalam tingkat internasional disetujui yang diikuti serangkaian pertukaran teritori.
⦁ Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam tugas makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun tersebut. Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberika kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah ini. Saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Bagi para pembaca dan rekan-rekan lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh maka kami mengharapkan dengan rendah hati agar membaca buku-buku ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Alonzo L. Hamby. 2005. Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Amerika: Biro Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri A.S.
Rengganis Ratna. 2013. Sosok di Balik Perang. Jakarta: Raih Asa Sukses
Soebantardjo. 1962. Sari Sedjarah Eropa-Amerika. Jogjakarta: Bopkri
INTERNET:
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Revolusi_Amerika_Serikat
http://syaharuddin.wordpress.com/2009/04/15/perang-kemerdekaan-amerika 1776-1783/