BELAJAR DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA.

Carousel

Jumat, 26 Oktober 2018

Contoh Rivew Jurnal (Dinamika Demokrasi di Indonesia Masa Orde Lama: Studi Kasus Antara Sukarno Versus Masyumi)

Tugas Rivew Jurnal

Judul         :Dinamika Demokrasi di Indonesia Masa Orde Lama: Studi Kasus
 Antara Sukarno Versus Masyumi
Download : https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/issue/view/120
Tahun        : 2011
Jurnal        : Paramita
Volume     : Vol. 21, No. 1, Januari 2011, hlm. 23-26
Penulis     : Insan Fahmi Siregar, S.Ag, M. Hum
Riviewer  : Irvan Tasnur
Tanggal    : 11 September 2018

A. Latar Belakang
Dinamika perjalanan demokrasi di Indonesia merupakan sebuah jalan panjang yang tidak berhenti dalam satu titik tertentu. Perubahan-perubahan pola demokrasi indonesia dapat tergambar jelas dalam perubahan penamaan sistem demokrasi itu sendiri. Sistem demokrasi Indonesia telah mengalami beberapakali transformasi penamaan yakni demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Namun, dalam praktiknya perubahan nama tersebut sangat membingungkan terlebih penamaan hanya merupakan sebuah simbolisasi yang sangat tercermin dalam penerapannya. Melihat hal tersebut, penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai jalannya demokrasi pada masa orde lama dengan titik fokus yaitu pertarungan dan persaingan antara Ir. Sukarno yang merupakan presiden pertama republik Indonesia dan Masyumi yang merupakan salah satu partai islam terbesar di zamannya.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi sejarah yang meliputi heuristik yaitu tahap pengumpulan sumber sejarah primier dan sekunder, kritik yaitu proses kritisasi terhadap sumber sejarah yang telah dikumpulkan, interpretasi yaitu analisis peristiwa sejarah, dan historiografi yaitu penulisan sejarah.
C. Hasil dan Pembahasan
Perseteruan anatara Masyumi dan Sukarno merupakan sebuah peristiwa yang harus dipandang secara holistik. Perseteruan yang terjadi diakibatkan oleh adanya perbedaan cara pandang dalam penyelesaian suatu masalah. 1950 merupakan titik balik terjadinya perseteruan yang diakibatkan antara perbedaan cara dalam penyelesaian masalah irian barat antara sukarno dan M. Natsir. Persetuan pada masa demokrasi parlementer ini diakibatkan ketidak persesuaian cara pandang beberapa problem yang dihadapi oleh indonesia antara sukarno dan perdana menteri pada saat  itu. Hubungan yang terjalin semakin memburuk ketika sukarno menyampaikan konsepsi presiden pada tanggal 21 februari 1957 yang ditanggapi negatif oleh sebagiab besar partai politik termasuk didalmnya partai masyumi dikarenakan konsepsi tersebut dianggap sebagai bentuk pelanggaran konstitusi UUDS 1950. Perseteruan semakin meruncing ketika sukarno mengumumkan konsepsi presiden pada tanggal 4 april 1957 yang menyebabkan ketidakpuasan partai masyumi, PNI dan IPKI yang kemudian membentuk liga demokrasi pada 24 maret 1959 sebagai lawan tanding dari demokrasi terpimpin.
D. Kesimpulan
Konflik yang melibatkan antara sukarno dan masyumi disebabkan oleh dua faktor utama yaitu perbedaan cara menyikapi terhadap problematika yang dihadapi oleh bangsa indonesia dan perbedaan cara pandang mengenai konsep sistem demokrasi yang ideal dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia.
E. Kekuatan Penelitian
1.  Latar belakang sebagai landasan teoritis atau gambaran umum situasi dan kondisi indonesia pada masa lalu disampaikan secara lugas dan sangat mudah untuk dicerna oleh pembaca.
2.  Penulisan hasil pembahasan telah dilakukan secara sistematis yang dapat dilihat dari pembabakan waktu atau urutan periodisasi sehingga alur peristiwa yang disampaikan sangat mudah dipahami.
3.  Penggunaan data penelitian yang bersumber langsung dari data primer berupa hasil rekaman M. Natsir merupakan hal yang sangat penting untuk bahan pembanding utama buku-buka yang menjadi rujukan.
F. Kelemahan Penelitian
1.  Sumber buku yang digunakan masih kurang berimbang sehingga penjelasan yang muncul mengenai perseteruan yang terjadi antara Sukarno dan Masyumi sangat menguntungkan salah satu pihak dan secara tidak langsung menyalahkan pihak yang lain.
2.  Pengambilan kesimpulan berupa tanggapan subjektif masih terdapat dalam jurnal tersebuat sehingga mendeskreditkan satu pihak semata. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

History is Never Dead

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Recent

About Us

Random