BELAJAR DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA.

Carousel

Minggu, 18 Maret 2018

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur (1968-2012)

Dulunya kau hanya berupa lahan kosong yang tidak dilirik, namun dalam perkembanganmu yang sangat pesat membuat manusia mulai bermigrasi untuk mencari sesuap nasi, tak cukup sampai disitu dengan keelokanmu kau menarik perhatian para penikmat pertiwi.
Republik Indonesia, disingkat RI atau Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa, berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Kepulauan Indonesia terletak di jalur utama antara Asia bagian timur dan selatan. Dalam wilayah antara seperti ini, dengan sendirinya bisa diperkirakan akan terdapat populasi yang terdiri atas beragam ras.[1]Jumlah penduduk dan jumlah pulau yang begitu besar, membuat pemerintah  Indonesia menerapkan konsep desentralisasi[2] dalam pemerintahannya. Penerapan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia diyakini akan mampu mendekatkan pelayanan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memupuk demokrasi lokal. Hal ini akan memberi peluang seluas-luasnya bagi tiap daerah untuk berkembang sesuai potensi alam dan sumber daya manusia yang ada di masing-masing daerah dan kemudian akan menciptakan suasana kompetisi antar daerah dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.[3]
Sejarah pemerintah menunjukkan Indonesia telah beberapa kali mencoba untuk melakukan desentralisasi atau otonomi daerah, selama presiden pertama republik Indonesia menjabat yaitu Ir.Soekarno yang telah mengalami 16 kali pergantian kabinet, seluruh kabinet memprioritaskan kepada desentralisasi namun usaha tersebut belum mencapai target yang diinginkan. Usaha desentralisasi dalam pemerintahan Indonsia baru menemui titik terang pada tahun 2000 dengan diberlakukannya otonomi daerah.
Pemerintah pusat dalam mengembangkan daerah di Indonesia sesuai konsep desentralisasi, Indonesia yang terdiri dari 34 Provinsi dibagi menjadi 416 kabupaten dan 98 kota yang terdiri 7024 daerah setingkat kecamatan serta 81626 daerah setingkat desa yang menjalankan pemerintahan secara otonom.[4] Salah satu dari ke 34 provinsi tersebut adalah Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak dibagian selatan Sulawesi dengan ibukotanya adalah Makassar. Sulawesi Selatan dalam pengembangan daerahnya sesuai dengan konsep desentralisasi mengembangkan dan mengawasi 20 Kabupaten dan 3 kota yang berada dibawah pemerintahan provinsi. Daerah-daerah tersebut bertumpuh pada sektor ekonomi yang berbeda-beda seperti jasa, industri, agraris dan maritim.
Luwu Timur  merupakan salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan eks Onder Afdeling atau bekas Kewedanaan Malili, keinginan masyarakat membentuk daerah otonom tercapai setelah terbentuknya Kabupaten Luwu Timur . Kabupaten ini berasal dari hasil pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003 dan diresmikan berdiri pada tanggal 3 Mei 2003.[5] Ibu Kota kabupten ini adalah Malili yang terletak diujung utara teluk Bone. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6,994,98 km2. Kabupaten ini terdiri atas 11 kecamatan yakni Kecamatan Malili, Kecamatan Angkona, Tomoni, Tomoni Timur, Kalaena, Wotu, Burau, Towuti, Nuha, Wosponda, dan Mangkutana.
Keseluruhan wilayah Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur  wilayah yang sangat berkembang yaitu Kecamatan Nuha. Kecamatan ini terletak dibagian timur dari pusat kabupaten. Kecamatan ini sangat berkembang dikarenakan adanya pertambangan nikel di Kecamatan tersebut terkhusus di Sorowako yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Nuha.
Sebelum berdirinya PT Inco pada tahun 1968, Sorowako adalah wilayah terpencil, Jalan yang berbatu atau tanah merah lengket. Kesohoran wilayah ini tercatat dalam mitologi I La Galigo sebagai penghasil biji besi kuat dan berpamor dengan urat besi khas. Sebelum perusahaan mengubah wajah Sorowako, Tabarano merupakan wilayah maju yang merupakan tempat bermukim kepala adat, kepala distrik, dan pusat pemerintahan. Dahulu jalur utama Malili menuju ke Sorowako, memutar ke Ussu, menembus Kawata, ke desa Wasuponda, lalu Desa Tabarano, melintasi Lioka, menuju Timampu dan Sorowako. Jalur lain masyarakat Sorowako menuju Malili dari Desa Timampu, Lioka, Tabarano, ke Togo, menembus hutan di Desa Balambano. Lalu ke Desa Karebbe, berakhir di Malili. Jarak berjalan kaki selama dua hari.
Pada 1901, ahli etnografi juga misionaris berkebangsaan Belanda, Albert Kruyt, menemukan biji nikel. Perlahan-lahan gelombang peneliti mulai menyambangi tempat ini. Dalam situs resmi PT Vale pada 1937, ahli geologi Inco Limeted, Flat Elves melakukan studi endapan nikel. Selang 31 tahun, pada 1968 dilakukan penandatangan pertama kontrak karya antara Pemerintah Indonesia dan Inco selama 30 tahun sejak mulai produksi komersial pertama kali. Pada 1970, sampel pertama biji nikel ini dikirim 50 ton ke fasilitas penelitian Inco di Port Colborne, Ontario, Kanada. Hasilnya, dinyatakan dapat diolah.[6]
Ketika Vale memulai pembangunan pabrik dan segala kontruksi, pada 1978, sekitar 10.000 tenaga kerja Indonesia dan 1.000 pekerja asing dikerahkan membangun fasilitas pengolahan nikel dan pembangkit tenaga air bersama dengan jalan, fasilitas kota, pelabuhan, lapangan terbang dan infrastruk lain. Masa inilah, gelombang orang-orang mendatangi wilayah Sorowako dan sekitar. Sorowako, tempat pabrik berdiri menjadi kota, bukan lagi daerah terpencil yang sulit dijangkau. Pembangunan jalan tambang menembus beberapa desa dibuat, kemudian hari menjadi jalan utama.
Setelah dibangunnya Sorowako sebagai pusat pertambangan nikel, wilayah yang tadinya merupakan wilayah yang sangat tertinggal perlahan-lahan dibangun menjadi wilayah yang maju hal ini ditandai dengan adanya hotel, gedung-gedung pertemuan, kantor, rumah sakit, lapangan golf, bandara, PLTA,  rumah sakit dan sekolah bertaraf internasional. Jumlah penduduk Sorowako seiring berjalannya waktu semakin meningkat, tercatat pada tahun 2012 70% penduduk wilayah tersebut adalah pendatang yang berasal dari daerah lain yang ada di Indonesia dan oarng-orang luar negeri.
Keterkaitan meneliti kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sorowako yaitu karena daerah tersebut walaupun hanya berbentuk desa tetapi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang pembangunan, ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan. Secara kasat mata dari segi pembangunan Sorowako terlihat lebih unggul dibandingkan pembangunan di ibu kota kabupatennya yaitu Malili hal ini tidak lepas dari keberadaan PT Vale yang merupakan patner pemerintah Luwu Timur  dalam mengembangkan wilayahnya. Penduduk yang berasal dari berbagai daerah  dengan latar belakang suku  yang beraneka ragam menyebabkan terjadinya interaksi dengan masyarakat asli yang nantinya mendorong Sorowako ke arah perubahan-perubahan sosial. Selain hal tersebut Sorowako mempunya tiga danau yang dimanfaatkan sebagai sumber mata pencarian penduduk dan pendapatan daerah dari hasil pariwisata serta pembangunan PLTA sehingga sedikit banyaknya telah mendongkrak perekonomian dan status sosial masyarakat sekitar serta membuat Luwu Timur Khususnya di Desa Sorowako menjadi wilayah otonom yang sangat berkembang.


[1]Bernard H. M Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 2008), hlm. 7.
[2] Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintahan pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
[3]Pheni Chalid, Otonomi Daerah: Masalah, Pemberdayaan, dan Konflik (Jakarta: Kemitraan, 2005), hlm. V.
[4]Anonim, Stastik Indonesia 2014. http://www.bps.go.id. Diiakses 17 januari 2016
[5].Anonim, Selayang Pandang Kabupaten Luwu Timur Sejarah Lutim2015.http://www.luwutimurkab.go.id. Diakses, 17 januari 2016
[6] Anonim. Sejarah Vale di Indonesia. http://www.vale..com. Diakses 17 Januari 2016
"Sejauh apapun melangkah, semegah apapun gemerlap ibukota, sememikat apapun indah dunia itu takkan mampu membuat lupa bahwa kebahagian yang sangat diidamkan adalah membuat sang ibu merasa bahagi"
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

History is Never Dead

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Recent

About Us

Random