BELAJAR DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA.

Carousel

Rabu, 21 Maret 2018

Bubarnya VOC dan Dimulainya Pemerintahan Hindia Belanda


Latar Belakang Bubarnya VOC

VOC didirikan pada tahun 1602. dengan maksud menyatukan para pedagang Belanda dalam sebuah perkumpulan untuk menghindari persaingan dan pertentangan diantara mereka. Upaya ke arah itu, nampaknya tetap tidak berhasil. Diantara pedagang Belanda tetap saja terjad persaingan. Bahkan, pengurus VOC banyak yang melakukan korupsi. Disamping itu, perlawanan-perlawanan yang terjadi dari rakyat Indonesia, cukup menguras biaya, sehingga kas VOC semakin menipis.
Faktor-faktor penyebab dibubarkannya VOC:
  • Adanya persaingan dagang yang hebat antara Perancis dan Inggris,
  • Penduduk Indonesia terutama di Pulau Jawa, tidak mampu membeli barang-barang yang dijual VOC,
  • Adanya perdagangan gelap dan menerobos monopoli perdagangan VOC,
  • Banyaknya pegawai-pegawai VOC yang melakukan korupsi dan kecurangan-kecurangan lainnya,
  • VOC harus mengeluarkan dana besar untuk membiayai tentara dan pegawai yang jumlahnya banyak untuk menguasai daeah-daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.

Akibat faktor-faktor diatas, secara resmi VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Selanjutnya, daerah kekuasaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Dalam rentang waktu 1799-1807, di Indonesia terjadi masa peralihan. Pada masa ini Indonesia dikuasai oleh Republik Bataf (Bataafsche Republiek). Dalam waktu yang bersamaan, Belanda terlibat perang melawan Perancis. Sejak Napoleon Bonapartemenjalankan politik luar negerinya, yaitu ingin menyatukan Eropa dengan Perancis sebagai pemimpinnya.

Belanda sebagai salah satu negara Eropa yang mempunyai daerah jajahan, tidak luput dari sasaran Perancis. Dalam sebuah pertempuran hebat tahun 1807, Belanda dikalahkan oleh Perancis. Sebagai akibatnya, Republik Baataf dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte dan digantikan dengan bentuk Kerajaan Belanda (Koninkrijk Holland) dengan rajanya Lodewijk Bonaparte atau Louis Bonaparte (adik Napoleon Bonaparte). Begitu juga dengan daerah jajahannya di Hindia Belanda (Indonesia) mengalami perubahan sistem pemerintahan. Sebagai wakilnya di Indonesia, penguasa keajaan Belanda, mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jendral. Daendels adalah seorang Belanda yang mendukung Perancis dalam Perang Koalisi di Eropa.

Pemerintahan Daendels (1808-1811)

Sejak kekalahan Belanda pada perang koalisi di Eropa, sebenarnya wilayah Indonesia dikuasai oleh Perancis, walaupun secara pemerintahan berada dibawah pemerintah Kerajaan Belanda. Daendels, sebagai Gubernur Jendral di Indonesia atas nama Perancis, mempunyai tugas utama, yakni mempertahankan Indonesia agar tidak dikuasai oleh Inggris, yang sewaktu-waktu dapat menyerang dari India. Pada masa itu di Eropa, Inggris merupakan negara tandingan Perancis dalam memperluas wilayah jajahan.

Selama mengemban tugas tersebut, Daendels mengeluarkan beberapa kebijakan yang berlaku bagi rakyat Indonesia terutama di Jawa. Semua kebijakan itu dilakukan dalam rangka melaksanakan tugas utama diatas.
Kebijakan tersebut diantaranya :
  • membuat angkatan perang yang orang-orangnya terdiri dari orang Indonesia. Berhubungan dengan masalah pertahanan didirikan tangsi-tangsi dan benteng-benteng, pabrik mesiu, dan rumah sakit tentara. Kemudian pada pertahanan laut dibuat kapal -kapal perang kecil sebanyak 40 buah.
  • mengerahkan massa secara paksa untuk membuat jalan antara Anyer sampai Panarukan. Pembangunan jalan tersebut dibuat untuk melancarkan transportasi ekonomi dari daerah-daerah sebagai penunjang kepentingan menghadapi kemungkinan serangan Inggris.
  • mengeluarkan aturan Preager Stelsel, yaitu suatu sistem yang mengharuskan menanam kopi bagi rakyat yang berada di daerah Priangan.
  • dikeluarkan aturan pajak dalam bentuk barang.

Daendels memerintah dengan keras dan kejam, sehingga menimbulkan reaksi dari rakyat. Salah satunya, perlawanan dari rakyat Sumedang dibawah pimpinan Pangeran Kornel atau Pangeran Surianegara Kusumaddinata (1791-1828), seorang bupati Sumedang. Perlawanan karena rakyat dipaksa bekerja dengan perlengkapan sederhana untuk membuat jalan melalui bukit yang penuh batu cadas. Daerah tersebut sekarang dikenal dengan nama Cadas Pangeran.

Dalam hubungan dengan kalangan istana, pemerintahan Daendels mengalami pertentangan dengan Raja Banten yang tidak mendukung Daendels ditangkap dan dibuang ke Ambon. Mangkubumi yang juga dianggap menghalangi rencana Daendels dibunuh dan mayatnya dibuang ke laut.

Pertentangan pun terjadi dengan Kerajaan Mataram Ngayogyakarta. Dengan menggunakan politik Devide et Impera seperti yang dilakukan VOC Sultan Hamengkubuwono di pecat kemudian digantikan oleh Sultan Sepuh. Kemudian daerah Ngayogyakarta diperkecil. Upaya untuk mengumpulkan uang, Daendels menjual tanah-tanah partikelir kepada orang Belanda, Tionghoa dan Arab. Akibatnya para pemilik tanah tersebut dapat menghisap tenaga rakyat karena memiliki hak-hak istimewa.
Setelah Perancis menyadari bahwa Inggris tidak mampu dikalahkan, bahkan berhasil menembus taktik Kontonental Stelsel (pertahanan darat) Perancis, maka Napoleon Bonaparte memanggil Daendels untuk diikutsertakan dalam penyerbuan ke Rusia pada Perang Koalisi VI. Disamping itu Nampoleon Bonaparte menganggap Daendels terlalu bersifat otokrasi. Hal itu dikhawatirkan, Inggris akan mudah menguasai Indonesia. Penggantinya adalah Janssens. Sementara itu, Indonesia jatuh ke tangan Inggris, yang menyerang dari India.Pemerintah Inggris di Eropa kemudian menugaskan Thomas Stamford Raffles untuk mengendalikan Indonesia yang sebelumnya Raffles bertugas di India.

Pemerintahan Raffles (1811-1816)
Ketika Indonesia masih dalam kekuasaan pemerintahan Belanda, seorang sarjana Inggis bernama Raffles telah banyak berhubungan dengan raja-raja di Jawa melalui surat yang bersifat rahasia. Dalam surat-suratnya Raffles banyak menganjurkan agar Indonesia bekerja sama dengan Inggris untuk melawan pemerintah Belanda. Rupanya, ada keinginan lain dari Raffles untuk menguasai Indonesia. Oleh karena itu Raffles banyak menghubungi raja-raja Indonesia juga mempelajari bahasa Melayu dengan bantuan R. Saleh atau R. Ario Notodiningrat dan Pangeran Natakusuma II dari Sumenep, yang kemudian kerja sama itu menghasilkan sebuah buku yang berjudul The History of Java.
Sejak tahun 1811, Belanda menyerah kepada Inggris, maka Gubernur Jendral Inggris yang menduduki India bernama Minto mengangkat Sir Thomas Stamford Rafflesmenjadi Letnan Gubernur di Jawa.
Setelah Raffles berkuasa, sikapnya terhadap raja-raja Indonesia berubah. Ia tidak lagi menunjukkan sikap untuk bersekutu dan bekerjasama, tetapi bersikap seperti penjajah pada umumnya. Tawaran bantuan yang disodorkan kepada bangsa Indonesia hanya sebagai kedok untuk menjajah bangsa Indonesia. Raffles menjalankan pemerintahannya berdasarkan teori leberalisme seperti yang diterapkan Inggris di India, dengan rencana sebagai berikut:
  • Kerja paksa akan dihapus kecuali daerah Priangan dan Jawa Tengah
  • Contingenten (penyerahan hasilbumi dari daerah jajahan) diganti dengan Landrente Stelsel (sistem pajak bumi). Sedangkan penyerahan wajib dihapuskan.
  • Monopoli, pelayaran Hongi, dan segala pemaksaan di Maluku dihapuskan
  • Perbudakan dilarang

Dalam bidang pemerintahan, Raffles berusaha menata dengan menerapkan sistem baru, yaitu:
  • Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan,
  • Kekuasaan para bupati dikurangi,
  • Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.
Sistem Landrente Stelsel atau sistem pajak bumi yang diterapkan Raffles adalah sebagai berikut:
  • petani membayar sewa tanah dengan jumlah bergantung kepada baik buruknya keadaan tanah
  • pajak bumi harus dibayar dengan uang atu beras,
  • orang-orang yang bukan petani dikenakan uang kepala, yaitu pembayaran pajak.
Dalam prakteknya, rancana-rancana Raffles itu banyak dilanggarnya sendiri. Larangan perbudakan dilanggarnya sendiri, terbukti dengan diizinkannya Alexander Hare, seorang Residen Banjarmasi yang mempekerjakan 3000 orang Jawa untuk mendirikan perkebunan di dekat Banjarmasin. Para pekerja itu umumya menderita, banyak yang tidak bisa pulang ke rumah atau kampung halamannya. Mereka bekerja sebagai budak belian, sehingga banyak sekali dari mereka yang meninggal dunia. Peristiwa ini dikenal dengan Banjarmasi Enormity .
Namun demikian, masih ada kebaikan yang ditanamkan oleh Raffles dalam bidang kemanusiaan, seperti mengadakan suntukan cacar dan menghapuskan papan penyiksa di pengadilan serta menggantinya dengan sistem juri seperti yang berlaku di pengadilan Inggris.
Setelah Inggris mengalami kekalahan dalam perang melawan Rusia pada tahu 1815, kekuasaan Inggris di Indonesia pun berakhr. Kemudian, Belanda dan Inggris mengadakan perundingan yang menghasilkan Konvensi London (1814). Konvensi tersebut menetapkan bahwa semua bekas jajahan Belanda harus diserahkan kembali ke tangan Inggris dari Sultan Najamudin (Palembang).
Sebenarnya, Raffles tidak setuju dengan penyerahan kembali daerah-daerah tiu. Akan tetapi, karena tidak ada yang mendukung keinginannya, Raffles tidak dapat berbuat apa-apa dan terpaksa kembali ke Inggris dan digantikan oleh John Fendall pada tahun 1816.
Pada tanggal 19 Agustus 1816, John Fendall melakukan serah terima dengan Belanda. Pihak Belanda menugaskan dua orang Komisarais Jendral, yaitu Elout Buykeys, dan Van der Capellen untuk menerima penyerahan itu dan menjalankan pemeritahn Belanda di Indonesia sampai pada tahun 1819. Pada tahun 1817, Raffles ditugaskan kembali ke Bengkulu, tetapi akhirnya Bengkulu dan Sumatra Barat diserahkan kepada Belanda.
 
Pemerintahan Hindia Belanda
1. Sistem Tanam Paksa
Latar Belakang Tanam Paksa
Sejak tahun 1816, Belanda berusaha memeras kekayaan Indonesia dengan segala macam cara. Hingga tahun 1870. Belanda berusaha mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya. Pemerintah Belanda mengubah politik ekonominya, yaitu melepaskan peolitik monopoli diganti dengan politik bebas. Sejak pemerintahan dipegang oleh Van der Cappelen sampai diganti oleh Du Bus se Gisignies, pemerintah Hindia Belanda sedang berusaha memperbaiki keadaan perekonomian negerinya dengan memeras negara-negara jajahannya.
Peperangan yang berlangsung di Indonesia, seperti Perang Paderi dan Perang Diponegro telah menggerogoti buruknya keuangan Belanda. Selama Perang Diponegoro yang berkecemuk pada tahun 1825-1830, pemerintah Belanda terus berusaha memperbaiki keadaan ekonominya, namun tidak berhasil. Akhirnya pemerintah Hindia Belanda mengirim seorang ahli keuangan bernama Johannes Van den Bosch ke Indonesia. Setelah mengadakan penelitian di Hindia Belanda, ia mulai menerapkan rencananya yang dinamakan Sistem Tanam Paksa atau Cultuur Stelsel.
Peraturan-peraturan pokok Tanam Paksa adalah sebagai berikut.
  • rakyat harus menanami 1/5 dari tanah yang dimilikinya dengan tanaman ekspor seperti kopi, tebu, teh dan tembakau,
  • hasil tanaman harus dijual kepada pemerintah dengan harga yang ditetapkan pemerintah,
  • tanah yang ditanami tanaman ekspor tersebut bebas dari pajak tanah,
  • kaum petani tidak boleh disuruh bekerja lebih keras daripada bekerja untuk penanaman padinya,
  • rakyat yang tidak memiliki tanah dikenalkan kerja rodi selama 65 hari setiap tahun di tanah milik pemerintah,
  • kerusakan tanaman menjadi tanggungan pemerintah, apabila itu bukan karena kesalahan rakyat.

Pelaksanaan Tanam Paksa
Melalui sistem itu, Belanda memperoleh hasil yang besar dengan modal yang kecil. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada kepala-kepala daerah yang mendapat Cultuur Procenten atau hadiah menurut banyaknya hasil. Oleh karena itu, rakyat diperas oleh kepala-kepala daerah bangsa sendiri dengan harapan akan mendapatkan Cultuur Procenten dari Belanda.
Sepintas peraturan tanam paksa ini tidak begitu berat dirasakan oleh rakyat kalau dibandingkan dengan peraturan kerja rodi pada zaman Daendels, dan peraturan pajak pada zaman Raffles. Bahkan hal ini dirasakan oleh para petani merupakan suatu keuntungan karena akan mendapat keringanan dan akan menerima uang tunai meskipun dengan harga murah. Akan tetapi dalam prakteknya semua peraturan tersebut dilanggar. Pertama, bukan 1/5 dari tanah petani yang ditanami, tetapi 1/4, 1.3, bahkan setengah dari tanah milik petani digunakan untuk tanaman ekspor. Bahkan penanaman tersebut memilih tanah-tanah yang dubur. Kedua, tanah yang dipakai untuk keperluan penanaman tanaman ekspor tersebut tetap dikenakan pajak. Ketiga, para petani harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengerjakan tanaman pemerintah, sehingga tidak ada waktu untuk menggarap sawahnya sendiri. Keempat, para kepala daerah merasa tergiur dengan cultuur procenten, akibatnya mereka mulai berlomba-lomba mengusahakan daerahnya agar memberikan hasil sebanyak mungkin. Ulah mereka itu mengakibatkan rakyat semakin menderita. Kelima, kegagalan panen akibat hama atau banjir pada kenyataannya menjadi beban petani. Keenam, bukan 65 hari lamanya rakyat harus bekerja rodi, melainkan menurut keperluan pemerintah.

Dampak Sistem Tanam Paksa
Rakyat sangat menderita, kelaparan terjadi dimana-mana akibatnya jumlah kematian meningkat. Orang yang menentang kerja paksa disiksa. Demikianlah penderiataan rakyat pulau Jawa akibat tanam paksa yang diciptakan oleh Van den Bosch. Belanda memperoleh keuntungan besar, sedangkan keuangannya menjadi normal kembali. Pembangunan di negeri Belanda dibiayai dari hasil tanam paksa.
Tanam paksa terutama dilakukan di pulau Jawa sebab daerahnya subur untuk ditanami tanaman ekspor yang dikehendaki pemerintah, di samping itu penduduknya padat.
Tanam paksa dengan cara sewenang-wenang itu berjalan hampir setengah abad dari tahun 1830 sampai 1870. Dapat kita bayangkan betapa besar kesengsaraan yang diderita rakyat, tertama di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Meskipun tanam paksa sudah menyimpang dari teori yang diciptakan Van den Bosch, pemerintah Belanda tidak mau peduli sebab tanam paksa telah memberikan keuntungan yang sangat besar.
Reaksi Terhadap Sistem Tanam Paksa
Pelaksanaan tanam paksa itu ternyata banyak mengandung reaksi dari kalangan bangsa Belanda sendiri, antara lain:
  • Baron van Hoevel, secara terang-terangan mengutuk peraturan tanam paksa. Sebagai bekas pendeta, ia berani menggambarkan penderitaan rakyat Indonesia setelah ia kembali ke Netherland.
  • Douwes Dekker, bekas Asisten Residen di Lebak, Banten. Sejak berada di Indonesia, Douwes Dekker menaruh simpati atas penderitaan rakyat Indonesia. Ia dituduh sebagai penentang pemerintah Belanda karena terbukti berusaha melindungi rakyat Lebak. Dengan jiwa besar, ia menerima pengusiran dari negera kelahirannya sendiri. Dan akhirnya, ia meningga dunia dalam kemiskinan di Nieder Ingelheim, Jerman pada tanggal 19 Februari 1887.
2. Sistem Usaha Swasta Asing
Latar Belakang Sistem Usaha Asing 
Pada tahun 1850, golongan liberal mendapatkan kemenangan di parlemen Belanda. Secara resmi, paham liberal tersebut dianut oleh pemerintah Belanda pada tahun 1870. Praktek tanam paksa yang dijalankan Belanda di Indonesia khususnya di pulau Jawa banyak ditentang oleh pengusaha-pengusaha Belanda, karena tidak sesuai denga paham liberal.Para pengusaha Belanda berkeinginan untuk membuka perusahaan perkebunan di Indonesia.
Karana desakan-desakan itulah, akhirnya peraturan tanam paksa dihapus, kemudian digantikan dengan kerja bebas yang berdasarkan paham liberalisme yang menuntut kebebasan untuk dapat bersaing. Para pengusaha Belanda mengajukan gugatan berdasarkan guagatan Baron van Hoevel dan Douwes Dekker yang mencela tanam paksa sebagai perbudakan. Akhirnya gugatan mereka dikabulkan.
Setelah tanam paksa diganti dengan sistem politik liberal oleh pemerintah Belanda, golongan pengusaha swasta Belanda, yang merupakan kaum liberal berduyun-duyun datang ke Indonesia terutama ke Pulau Jawa dan Sumatra untuk menanamkan modal mereka melalui usaha perkebunan kopi, teh dan kina. Tidak hanya dari Belanda saja, para penanam modal dari negara-negara Eropa pun ikut pula berdatangan ke Indonesia. Sistem politik ekonomi baru ini dikenal dengan sebutan Politik Pintu Terbuka. Dengan dijalankanya Sistem politik pintu terbuka pada tahun 1870, segera pemerintah Belanda membuat Undang-Undang Gula dan Undang-Undang Agraria yang dikeluarkan pada tahun itu juga.

Undang-Undang Agraria 1870
Secara garis besarnya, Undang-Undang Gula 1870 menghapus tanam paksa bagi tebu, dengan pengurangan yang berangsur-angsur sebesar 1/13 bagian tiap tahunnya. Sedangkan Undang-Undang Agraria bertujuan melindungi hak milik petani atas tanah agar tidak dikuasai bangsa asing. Namun pengusaha swasta dapat menyewanya langsung dari petani.
Setelang mengeluarkan Undang-Undang Agraria, usaha-usaha yang bermodalkan swasta mulai berkembang di Indonesia. Meskipun telah diatur dalam Undang-Undang Agraria dalam perjanjian sewa menyewa masih terdapat ketentuan-ketentuan lain yang harus ditaati, seperti untuk tanah milik negra yang tidak menjadi hak milik pribumi (tanah Domein) dapat disewa oleh kaum pengusawa swasta selama 75 tahun. Demikian juga tanah milik penduduk pribumi dapat disewa untuk jangka waktu 3 sampai 30 tahun dengan tarif yang rendah.
Berbagai bidang usaha segera berkembang pesat. Perkebunan-pekebunan diperluas. Perhubuangan laut dikuasai oleh KPM (Koninklijke Paketvaart Maathappij), yaitu suatu perusahaan pengangkutan Belanda. Setelah Terusan Suez dibuka, peluang utuk merai keuntungan bagi Belanda terbuka lebar, karena Indonesia kini terbuka bagi siapa saja, tidak hanya bagi Belanda tetapi bangsa-bangsa lain pun diperkenankan untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Dampak Sistem Usaha Swasta Asing
Semua keuntungan yang didapat ternyata hanya dapat dirasakan oleh pemerintah Belanda dan pengusaha swasta asing saja. Bagi bangsa Indonesia , sistem politik Liberal ini tidak membawa perubahan dalam hal kesejahteraan rakyat malah sebaliknya. Praktek perbudakan tetap dilakukan terutama saat membuka daerah baru di luar pulau Jawa untuk memperluas perkebunan. Hal tersebut lebih diperburuk setelah keluarnya Undang-Undang yang mengatur kuli-kuli (Koeli Ordonantie). Para kuli yang mencoba melarikan diri akan dikenakan sanksi, yang dikenal dengan Poenale Santie (sangsi para kuli). Akan tetapi, para mandor banyak menyalahgunakan peraturan ini. Mereka bersekongkol dengan para pengusaha untuk menekan para kuli kontrak.
Share:

Senin, 19 Maret 2018

Teori-Teori Masuknya Islam Di Nusantara (Indonesia)

Masa lalu adalah sebuah proses berkepanjangan yang menghasilkan masa depan

Agama islam adalah agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat indonesia. tak kenal maka tak sayang pepatah inilih yang mendasari penulis membuat tulisan ini guna menggambarakan secara singkat beberapa teori masuknya islam di Nusantara/indonesia. 

Masuknya Islam di Nusantara terdapat dua pendapat;
  1. Menurut pendapat lama (para sarjana orientalis barat) mengatakan bahwa Islam masuk di Nusantara sekita abad ke XIII. Pendukung pendapat ini adalah;
ü  Prof.Dr.N.J.Krom; sekitarr tahun 1292 dan 1297 (batu nisan Malikul Saleh);
ü  Van Den Berg; berdasarkan berita Marcopolo tahun 1292
ü  Snouck Hargronge; Islam masuk di Nusantara pada abad  XIII dengan raja pertama Malikul Saleh
  1. Menurut pendapat baru; bahwa Islam masuk di Nusantara sejak abad ke VII dan VIII M. Pendukung dari pendapat tersebut adalah;
ü  Hamka; bahwa agama Islam sudah ada di Nusantara sejak abad VII dengan alasan;
a)      Orang Arab telah memegang peranan penting di perairab kita sejak lama;
b)      Adanya penyebutan raja Ta-cheh (Arab) yang mengirim utusan ke Cho-Po (Holing/Jawa);
c)       Sir Thomas Arnold, tahun 664 M telah ada perkampunggan orang Arab di Pantai Barat Sumatera.
Pendapat HAMKA di dukung oleh Haji Agus Salim, Zainal Arifin Abbas dsb.
Teori pembawa agama islam di nusantara
¢  Berasal dari Gujarat, dibuktikan;
  1. Makam Raja Samudera Pasai (Malik al Saleh) yang terbuat dari marmer, ketika marmer retak terlihat bagian dalamnya ada relief yang menunjukkan seperti tembok kuil Hindu di Gujarat, mungkin sekali nisan makam didatangkan dari Gujarat.
  2. Di Jawa menyebut tempat makam dengan istilah jaratan, mungkin berasal dari nama Gujarat
  3. Berita Marcopolo menerangkan bahwa banyak para pedagang dari Gujarat mengajarkan agama Islam di Sumatera Utara.
¢  Berasal dari Persia, dengan alasan;
  1. Di Persia ada suku yang bernama Leran, suku ini mungkin yang datang ke Jawa sebab di Giri ada sebuah kampung bernama Leram;
  2. Di Minangkabau dan Aceh ada yang menyebut muharam sebagai bulan tabut. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh Persia di Nusantara
¢  Berasal dari Arab,alasannya;
  1. Menurut Ibnu Batutah, raja Samudera Pasai bermazhab Syafii yang berasal Mekkah dan Mesir. Kalau Islam dibawah oleh orang Persia maka aliran syiah terlihat berkembang di Nusantara;
  2. Raja Samudera Pasai memakai gelar Al Malik seperti di Mesir, sementara di Persia Gelar Syah yang banyak dipakai raja Malaka abad XIII.
Teori-teori kedatangan islam di nusantara
  1. Teori yang dipelopori oleh sarjana asal Belanda islam yang masuk ke Nusantara. Berasal dari anak benua India, pendapat ini mengaitkan asal Islam di Nusantara dengan wilayah Gujarat dan Malabar. Orang-orang Arab bermazhab Syafii berimigrasi dan menetap di wilayah India yang kemudian membawa Islam ke Nusantara. Teori ini dikembangkan oleh Snouck Horgrange yang mengatakan Islam dari anak benua India diantara....ada dari Timur Tengah datang ke Melayu-Indo kemudian disusul oleh orang Arab, kebanyakan keturunan Nabi Muhammad SAW yang menggunakan gelar Sayyed atau Syarif. Moquette (belanda) mengatakan bahwa Islam di Nusantara bersal dari Gujarat. Kesimpulannya didasarkan bentuk batu nisan di Pasai mirip yang ada di Gresik dan Gujarat;
  2. Teori dari Marrison; Islam di Nusantara berasal dari pantai Caromandel pada akhir abad XIII M. Didasarkan persamaan mazhab Syafii yang berkembang di Nusantara. Didukung oleh Arnold, pedagang pedgang dari Coromadel dan Malabar mempunyai peranan penting akan perdagangan antara India dan Nusantara;
  3. Teori Crawford; Islam langsung dari Arabia, sedang keijzer; berasal dari Mesir, atas dasar persamaan mazhab Syafii; teori ini didukung oleg Nilmann dan de Hollander dengan sedikit revisi, mereka mereka menggap bukan dari mesir sebagai sumber Islam, melainkan hadramat. Teori arab disetuji oleh sarjana Indo, yaitu langsung dari Arabia tidak dari India, tidak pada abad XII dan XIII M, melainkan dalam abad ppertama hijriah atau abad 7 M.
"Bila kebanyakatan berkata bahwa perbaiki proses jangan memikirkan hasil, pendapat saya fikir hasil agar kita termotivasi untuk melakukan yang terbaik" 
Share:

Minggu, 18 Maret 2018

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sorowako Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur (1968-2012)

Dulunya kau hanya berupa lahan kosong yang tidak dilirik, namun dalam perkembanganmu yang sangat pesat membuat manusia mulai bermigrasi untuk mencari sesuap nasi, tak cukup sampai disitu dengan keelokanmu kau menarik perhatian para penikmat pertiwi.
Republik Indonesia, disingkat RI atau Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa, berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Kepulauan Indonesia terletak di jalur utama antara Asia bagian timur dan selatan. Dalam wilayah antara seperti ini, dengan sendirinya bisa diperkirakan akan terdapat populasi yang terdiri atas beragam ras.[1]Jumlah penduduk dan jumlah pulau yang begitu besar, membuat pemerintah  Indonesia menerapkan konsep desentralisasi[2] dalam pemerintahannya. Penerapan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia diyakini akan mampu mendekatkan pelayanan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memupuk demokrasi lokal. Hal ini akan memberi peluang seluas-luasnya bagi tiap daerah untuk berkembang sesuai potensi alam dan sumber daya manusia yang ada di masing-masing daerah dan kemudian akan menciptakan suasana kompetisi antar daerah dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.[3]
Sejarah pemerintah menunjukkan Indonesia telah beberapa kali mencoba untuk melakukan desentralisasi atau otonomi daerah, selama presiden pertama republik Indonesia menjabat yaitu Ir.Soekarno yang telah mengalami 16 kali pergantian kabinet, seluruh kabinet memprioritaskan kepada desentralisasi namun usaha tersebut belum mencapai target yang diinginkan. Usaha desentralisasi dalam pemerintahan Indonsia baru menemui titik terang pada tahun 2000 dengan diberlakukannya otonomi daerah.
Pemerintah pusat dalam mengembangkan daerah di Indonesia sesuai konsep desentralisasi, Indonesia yang terdiri dari 34 Provinsi dibagi menjadi 416 kabupaten dan 98 kota yang terdiri 7024 daerah setingkat kecamatan serta 81626 daerah setingkat desa yang menjalankan pemerintahan secara otonom.[4] Salah satu dari ke 34 provinsi tersebut adalah Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak dibagian selatan Sulawesi dengan ibukotanya adalah Makassar. Sulawesi Selatan dalam pengembangan daerahnya sesuai dengan konsep desentralisasi mengembangkan dan mengawasi 20 Kabupaten dan 3 kota yang berada dibawah pemerintahan provinsi. Daerah-daerah tersebut bertumpuh pada sektor ekonomi yang berbeda-beda seperti jasa, industri, agraris dan maritim.
Luwu Timur  merupakan salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan eks Onder Afdeling atau bekas Kewedanaan Malili, keinginan masyarakat membentuk daerah otonom tercapai setelah terbentuknya Kabupaten Luwu Timur . Kabupaten ini berasal dari hasil pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003 dan diresmikan berdiri pada tanggal 3 Mei 2003.[5] Ibu Kota kabupten ini adalah Malili yang terletak diujung utara teluk Bone. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6,994,98 km2. Kabupaten ini terdiri atas 11 kecamatan yakni Kecamatan Malili, Kecamatan Angkona, Tomoni, Tomoni Timur, Kalaena, Wotu, Burau, Towuti, Nuha, Wosponda, dan Mangkutana.
Keseluruhan wilayah Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur  wilayah yang sangat berkembang yaitu Kecamatan Nuha. Kecamatan ini terletak dibagian timur dari pusat kabupaten. Kecamatan ini sangat berkembang dikarenakan adanya pertambangan nikel di Kecamatan tersebut terkhusus di Sorowako yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Nuha.
Sebelum berdirinya PT Inco pada tahun 1968, Sorowako adalah wilayah terpencil, Jalan yang berbatu atau tanah merah lengket. Kesohoran wilayah ini tercatat dalam mitologi I La Galigo sebagai penghasil biji besi kuat dan berpamor dengan urat besi khas. Sebelum perusahaan mengubah wajah Sorowako, Tabarano merupakan wilayah maju yang merupakan tempat bermukim kepala adat, kepala distrik, dan pusat pemerintahan. Dahulu jalur utama Malili menuju ke Sorowako, memutar ke Ussu, menembus Kawata, ke desa Wasuponda, lalu Desa Tabarano, melintasi Lioka, menuju Timampu dan Sorowako. Jalur lain masyarakat Sorowako menuju Malili dari Desa Timampu, Lioka, Tabarano, ke Togo, menembus hutan di Desa Balambano. Lalu ke Desa Karebbe, berakhir di Malili. Jarak berjalan kaki selama dua hari.
Pada 1901, ahli etnografi juga misionaris berkebangsaan Belanda, Albert Kruyt, menemukan biji nikel. Perlahan-lahan gelombang peneliti mulai menyambangi tempat ini. Dalam situs resmi PT Vale pada 1937, ahli geologi Inco Limeted, Flat Elves melakukan studi endapan nikel. Selang 31 tahun, pada 1968 dilakukan penandatangan pertama kontrak karya antara Pemerintah Indonesia dan Inco selama 30 tahun sejak mulai produksi komersial pertama kali. Pada 1970, sampel pertama biji nikel ini dikirim 50 ton ke fasilitas penelitian Inco di Port Colborne, Ontario, Kanada. Hasilnya, dinyatakan dapat diolah.[6]
Ketika Vale memulai pembangunan pabrik dan segala kontruksi, pada 1978, sekitar 10.000 tenaga kerja Indonesia dan 1.000 pekerja asing dikerahkan membangun fasilitas pengolahan nikel dan pembangkit tenaga air bersama dengan jalan, fasilitas kota, pelabuhan, lapangan terbang dan infrastruk lain. Masa inilah, gelombang orang-orang mendatangi wilayah Sorowako dan sekitar. Sorowako, tempat pabrik berdiri menjadi kota, bukan lagi daerah terpencil yang sulit dijangkau. Pembangunan jalan tambang menembus beberapa desa dibuat, kemudian hari menjadi jalan utama.
Setelah dibangunnya Sorowako sebagai pusat pertambangan nikel, wilayah yang tadinya merupakan wilayah yang sangat tertinggal perlahan-lahan dibangun menjadi wilayah yang maju hal ini ditandai dengan adanya hotel, gedung-gedung pertemuan, kantor, rumah sakit, lapangan golf, bandara, PLTA,  rumah sakit dan sekolah bertaraf internasional. Jumlah penduduk Sorowako seiring berjalannya waktu semakin meningkat, tercatat pada tahun 2012 70% penduduk wilayah tersebut adalah pendatang yang berasal dari daerah lain yang ada di Indonesia dan oarng-orang luar negeri.
Keterkaitan meneliti kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sorowako yaitu karena daerah tersebut walaupun hanya berbentuk desa tetapi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang pembangunan, ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan. Secara kasat mata dari segi pembangunan Sorowako terlihat lebih unggul dibandingkan pembangunan di ibu kota kabupatennya yaitu Malili hal ini tidak lepas dari keberadaan PT Vale yang merupakan patner pemerintah Luwu Timur  dalam mengembangkan wilayahnya. Penduduk yang berasal dari berbagai daerah  dengan latar belakang suku  yang beraneka ragam menyebabkan terjadinya interaksi dengan masyarakat asli yang nantinya mendorong Sorowako ke arah perubahan-perubahan sosial. Selain hal tersebut Sorowako mempunya tiga danau yang dimanfaatkan sebagai sumber mata pencarian penduduk dan pendapatan daerah dari hasil pariwisata serta pembangunan PLTA sehingga sedikit banyaknya telah mendongkrak perekonomian dan status sosial masyarakat sekitar serta membuat Luwu Timur Khususnya di Desa Sorowako menjadi wilayah otonom yang sangat berkembang.


[1]Bernard H. M Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Jakarta, 2008), hlm. 7.
[2] Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintahan pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
[3]Pheni Chalid, Otonomi Daerah: Masalah, Pemberdayaan, dan Konflik (Jakarta: Kemitraan, 2005), hlm. V.
[4]Anonim, Stastik Indonesia 2014. http://www.bps.go.id. Diiakses 17 januari 2016
[5].Anonim, Selayang Pandang Kabupaten Luwu Timur Sejarah Lutim2015.http://www.luwutimurkab.go.id. Diakses, 17 januari 2016
[6] Anonim. Sejarah Vale di Indonesia. http://www.vale..com. Diakses 17 Januari 2016
"Sejauh apapun melangkah, semegah apapun gemerlap ibukota, sememikat apapun indah dunia itu takkan mampu membuat lupa bahwa kebahagian yang sangat diidamkan adalah membuat sang ibu merasa bahagi"
Share:

Sabtu, 17 Maret 2018

JENDELA ILMU DI DUNIA MAYA [DAFTAR E-LIBRARY YANG DAPAT DIAKSES DI INDONESIA]

Ilmu itu mahal, bukan karena harga buku yang mahal namun karena waktu untuk mempelajarinya membutuhkan proses yang sangat panjang. 
Perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung / bangunan atau gedung tersendiri yang berisi bukubuku koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca (Sutarno NS, 2006:11). dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa perpustakaan merupakan sebuah sarana yang dapat diakses oleh setiap orang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, walaupun dalam perkembangannya perpustakaan bukan hanya berisi buku namun berisi rekaman suara, video dan lain lain. kedudukan perpustakaan sekarang mulai tergeser dengan adanya kemajuan dibidang teknologi yang sangat pesat, untuk mengantisipasi hal tersebut beberapa perpustakaanpun melakukakan beberapa inovasi dengan menghadirkan E-Library hal ini merupakan kesadaran bahwa perkembangan teknologi bukan untuk dilawan namun digunakan sebagai sarana memenuhi kebutuhan hidup manusia. untuk itu pada kesempatan kali ini kami akan menghadirkan sejumlah situs perpustakaan online yang ada di indonesia yang tentunya menurat hemat kami memiliki manfaat yang sangat kompleks terutama pada kalangan akademisi. 

















  1. Perpustakaan UGM (http://lib.ugm.ac.id/home.php)
  2. Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta (http://www.lib.uin-suka.ac.id/)
  3. Perpustakaan UII (http://library.uii.ac.id/)
  4. Perpustakaan UMY (http://library.umy.ac.id/)
  5. Perpustakaan Daerah (www.bpadjogja.info)
  6. www.proquest.com./pqdweb
  7. www.unesco.org
  8. www.unescodoc.unesco.org
  9. http://eric.ed.gov
  10. http://ediv.alexanderstreet.com
  11. http://portal.igpublish.com/
  12. www.tojet.net
  13. www.doaj.org
  14. www.googleschoolar.com
  15. http://www.rela.ep.liu.se
  16. http://aeq.sagepub.com
  17. http://concept.lib.ed.ac.uk/index.php/Concept/index
    Sumber: http://pls.fip.uny.ac.id/daftar-perpustakaan-online-yang-bisa-diakses-mahasiswa
Dalam hal ini situs diatas bukan hanya berisi buku namun juga berisi jurnal internasional yang diterbitkan oleh beberaa negara. semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. apabila ada saran dan masukan bisa langsung kontak penulis di Email: irvantasnur@gmail.com.
"Melihatlah kebelakang namun jangan mundur, Melihatlah kedepan namun jangan hanya terjebak dalam angan" - Irvan Tasnur


Share:

Jumat, 16 Maret 2018

MENGATASI PENYAKIT KRONIS YANG DIALAMI MAHASISWA ZAMAN “NOW”

Mahasiswa, pada zaman globalisasi ini yang memungkinkan arus pertukaran informasi yang begitu cepat seharusnya membuat mahasiswa lebih muda dalam mendapatkan ilmu secara instant. Namun dalam kenyataannya fenomena ditengah masyarakat berkata lain, ketersediaan informasi tersebut dipergunakan secara kurang berfaedah sehingga menyebabkan beberapa masalah mendasar dalam diri mahasiswa mulai dari penyakit malas, penyakit ketergantungan dan penyakit kurangnya inovasi walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua mahasiswa mengalami hal tersebut.

Pertama, penyakit malas sebenarnya sudah di derita sejak lama bukan hanya mahasiswa namun pasti pernah dialami oleh sebagian besar penduduk di dunia. Pertanyaannya sekarang apa penyebab mahasiswa malas?, dari analisa pribadi saya, penyakit ini disebabkan oleh kurangnya MOTIVASI dan adanya zona nyaman yang sangat memanjakan mahasiswa, sebagai contoh seorang mahasiswa mengerjakan tugas pada satu malam sebelum hari H pengumpulan tugas bahkan beberapa jam sebelum pengumpulan tugas hal ini disebabkan karena memandang bahwa masalah itu remeh bahkan menganggap hal tersebut hanya formalitas belaka yang tiada artinya. Sehingga motivasi disini sangat beperan penting untuk mengobati penyakit ini. Motivasi sendiri bukan hanya di dapat dari orang-orang sekitar (antarpersonal) tetapi juga didapat dari diri sendiri (interpersonal).

Kedua, penyakit ketergantungan, maksud dari ketergantungan disini adalah ketergantungan terhadap teknologi yang ada seperti Smart Phone  dan akses layanan internet. Kebanyakan mahasiswa menganggap bahwa segala hal ada dalam sebuah situs yang bernama Google sehingga hal yang berbau konvensional mulai ditinggalkan. Namun, sadarkah kita bahwa buku sebagai salah satu media konvensional adalah guru terbaik, mengapa kami berani mengatakan hal tersebut karna buku bukan hanya mengajarkan teori namun berisi seni dalam menulis dan melalui rangkaian kata dalam buku, penulis mencoba menyentuh cara berpikir seorang pembaca sehingga pesan eksplisit dan implisit dapat tersampaikan lebih jelas dan bermakna.

Terakhir, kurangnya inovasi bagi beberapa dari mahasiswa menganggap bahwa apa yang dinikmatinya sekarang adalah proses yang berjalan bagaikan air yang mengalir begitu saja. Namun, apakah kita pernah berfikir untuk mempercepat aliran tersebut agar air yang mengalir sampai lebih awal ke muara. Cara berfikir itulah yang harus dikembangkan oleh Mahasiswa sebagai agen of change.

Sebagai kesimpulan penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis diatas memiliki satu sumber masalah utama yaitu sudut pandang. Pada akhirnya penulis mengajak diri pribadi dan seluruh mahasiswa di Indonesia untuk bersama sama mengubah apa yang masih dapat diubah, karena apapun yang kita kerjakan sekarang akan berdampak untuk masa depan kita sebagai penerus estapet dalam pembangunan Negara ini.

Share:

Kamis, 15 Maret 2018

TIPS LULUS BEASISWA LPDP (Tes Administrasi, Tes Assesment Online, dan Test Substansi)


LPDP adalah beasiswa yang dikelola oleh lembaga pengelola dana pendidikan dibawah kementrian keuangan. LPDP sendiri bekerjasama dengan beberapa kementrian dalam pemberian beasiswa tersebut. LPDP mengelola dana “abadi” pendidikan nasional. Sebagai beasiswa yang sangat diburu, LPDP terus memperketat metode seleksi yang dilakukan, terbukti pada tahun 2017 tahap seleksi bertambah satu yaitu Assesment Online. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai tips untuk menghadapi tiga tahap seleksi LPDP yaitu : Tes Administrasi, Tes Assesment Online dan Tes Substansi.
Tes Administrasi adalah tahapan awal tes, yaitu melengkapi beberapa hal yang bersifat administratif seperti ijazah, sk organisasi, kartu keluarga dan lain lain. Namun dalam hal ini yang paling dianggap krusial adalah dua buah essay yang berjudul “Kesuksesan Terbesar dalam Hidupku” dan “Kontribusi yang Telah, Sedang dan Akan Dilakukan Untuk Indonesia” dalam penulisan ini berdasarkan pengalaman saya kita harus menuangkan sejujurnya apa yang telah kita lakukan di dalam essay tersebut, sekecil apapun kontribusi dan kesuksesan yang pernah kita dapatkan, misalnya kesuksesasan saya adalah proses dengan cara yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik, untuk lebih jelasnya saya akan memberikan contoh cukup email irvantasnur@gmail.com.
Tes Assesment Online pada test ini berisi mengenai beberapa pertanyaan bersifat pisikologis, lagi lagi yang di tuntut adalah kejujuran dan konsisten dalam menjawab. Contoh pertanyaan “apakah anda menyukai music klasik” dan diberikan pilihan Jawaban “sangat tidak seutuju” “tidak setuju” “50:50” “setuju” “sangat setuju” pada saat menjawab pertanyaan usahakan jangan ambil opsi ditengah dalam hal ini saya tulis 50:50 karna saya lupa konteks kalimatnya. Namun usahakan pilih jawaban yang kuat dan ingat pertanyaan bisa berulang dengan konteks kata yang berbeda untuk melihat konsistensi kita.
Tes Substansi tes ini adalah tes akhir dalam proses seleksi beasiswa LPDP, test ini berisi 3 tahap penyeleksian, yaitu Tes wawancara pada tahap ini kita akan diuji oleh dua orang dosen dan satu orang Psikolog, pada tahap ini yang kita harus perhatikan yaitu lagi-lagi konsisten dalam menjawab namun jangan memperlihatkan sifat egois dalam mempertahankan jawaban kita tips kedua lagi dan lagi jujur dalam menjawab setiap pertanyaan yang ada karena sesuai keyakinan saya “proses yang baik akan meenghasilkan hal yang baik pula”. Selanjutnya Tes Essay On The spot pada tahapan ini kita akan diberikan 2 tema utama , pada tahap ini kita harus mempersiapkan diri dengan membaca berita-berita yang ada ditengah masyarakat dan belajar menulis yang baik dan benar. Seingat saya pada saat tes ditahun 2017 saya memilih  tema “Kesenian dalam memperkuat keutuhan bangsa” kurang lebih itulah konteksnya. Tahap ketiga yaitu Leader Group Discussion pada tahap ini kita dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, pada saat diskusi kita harus memperhatikan beberapa hal yang pertama baca berita karna temanya akan sangat kekinian, tidak terlihat ingin menang sendiri dalam diskusi walaupun kita berasal dari bidang kajian ilmu yang sangat pas dengan tema yang sedang dibicarakan, berikan kesempatan pada teman-teman yang lain untuk berbicara dan jangan memotong pembicaraan orang lain, selain itu tata cara bicara pembukaan dan cara menutup harus kita pelajari dengan baik daan sebagai bocoran kita akan diawasi oleh dua orang psikolog jadi usahakan tetap tenang dan jadi diri sendiri.
Mohon maaf apabila tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari kata kesempurnaan  apabila teman teman ingin share  mengenai LPDP bisa hubungi saya via FB :Irvan Tasnur atau instagram: @Irvan_Tasnur. Terimakasih. “Mimpi diwujudkan dengan apa yang kita lakukan hari ini bukan menunggu hari esok”


Share:

History is Never Dead

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Recent

About Us

Random